Kembali lagi bersama penulis. kali ini saya akan membagikan salah satu tulisan yang saya buat. tulisan ini saya buat sebagai salah satu tugas yang harus dikerjakan setiap bulan nya selama saya menerima Beasiswa dari Yayasan Bakti Asih Sesama di Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Bogor. Namanya juga masih belajar menulis teks narasi jadi jika ada kritik dan saran jangan lupa tuliskan di kolom komentar ya!
Belajar dari Pengalaman
Oleh M.Hanif
Aku
senang kini telah berhasil melewati kelas 10, dan menginjakkan kaki di kelas
11. Dan hari ini adalah pertama kalinya aku memasuki laboratorium bahasa di
smakbo. Pertemuan pertama itu dimulai dengan perkenalan dan diakhiri dengan
sebuah tugas untuk membuat drama pendek tentang pengalaman yang tak terlupakan.
Sepertinya tugas ini mudah namun sudah banyak pengalaman yang kulupakan
semenjak sekolah di smakbo.aku pun mencoba mengingat ingat pengalamanku di
smakbo selama kelas 10 yang berkesan. Dan aku teringat pada cerita saat aku
kehilangan dompet.
Saat
itu adalah hari yang pas untuk anak kost pulang ke rumahnya karena libur akhir
tahun telah tiba. Walaupun rumahku terbilang dekat dari Bogor namun terkadang
aku memilih tidak pulang ke rumah pada hari Sabtu dan Minggu karena terkadang
ada tugas yang harus diselesaikan. Dan kini hari libur yang kutunggu pun tiba
dimana aku dapat pulang ke rumah tanpa harus memikirkan tugas tugas sekolah.
Aku berkemas dan merapihkan semua barang ku, kemudian pulang dengan naik angkot
yang kemudian dilanjutkan dengan naik kereta.setelah sampai di stasiun
universitas Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan naik angkot sampai depan
gang rumahku. Karena dari depan gang rumahku sampai ke rumahku masih jauh, maka
aku melanjutkan perjalanan dengan naik ojek.
Di ojek aku mencoba mencari dompet yang ada di
kantong celana namun tidak ada, spontan ku cek tas dan ternyata tidak ada juga.
Jangan jangan saat tadi ku memasukkan dompet ke kantong setelah selesai mencari
uang untuk membayar angkot dompet itu terjatuh.
"Bang bisa muter balik ngga? Dompet saya
ketinggalan di angkot kayanya" kataku kepada tukang ojek.
Kemudian Kami berusaha mencari angkot
yang tadi ku tumpangi. Namun sayang aku tidak mengingat apapun tentang angkot
yang tadi ku naiki. Baik nomer angkotnya, wajah supirnya apalagi plat
nomernya.maka sia sia usahaku karena terlalu banyak kemungkinanya.
Aku pun sampai di rumah dengan
perasaan sedih. Aku sadar dompet itu tidak mungkin akan kembali karena tidak
terdapat identitas apapun didalamnya, hanya kartu atm dan uang isinya. Dan aku
berjanji kepada orang tuaku tidak akan menghilangkan dompet kembali.Liburan
akhir tahun pun telah selesai. Dan kini aku harus kembali ke kosan dengan
dompet baru. Karena tidak ingin kesalahan yang sama terjadi lagi maka aku
memutuskan untuk membuat sebuah kertas kecil berisi identitas seperti nomer
hp,alamat, dan nama. Kertas itu kumasukkan ke dalam dompet yang baru kemudian
aku bawa kembali ke kosan.
Namun dua bulan kemudian pada
hari sabtu kejadian itu terulang
kembali. Saat itu aku ingin membayar tiket kereta untuk pulang ke rumah, namun
ternyata dompet itu tidak ada di tas yang aku bawa.
“kenapa nif? Nyari apaan?” Tanya Ilman
salah seorang temanku yang ikut menemaniku.
“Aduh kayanya dompet gua ilang deh” kataku.
Maka kami langsung mencoba untuk menyusuri
jalan yang tadi kami lewati sehabis turun dari angkot, Tapi tidak ada juga.
“Lu ada ongkos buat pulang ngga?”
Kata temanku.
“Udah gapapa lu pulang aja man, gua pulang
ke kosan aja lagi” jawabku.
Aku tahu temanku ini uangnya juga pas pasan
untuk pulang. Selain itu aku bingung bagaimana bilangnya saat nanti di rumah.
“Yaudah kita sama sama pulang ke
kosan aja” kata temanku.
Kami berdua pun pulang lagi ke kosan
dengan naik angkot. Setelah sampai di ciheleut kami pun turun dan jalan masuk
ke gang kosan kami. Saat di jalan ternyata kami menemukan uang 20 ribu.
“ambil aja nif lumayan buat ongkos pulang”
kata temanku.
Tapi aku tidak ingin mengambilnya,
aku sudah berniat tidak ingin pulang dan tetap di kosan. Setelah sampai di
kosan kami berdua segera melaksanakan sholat isya karena hari sudah malam.
Dalam sholat aku tak kuasa lagi menahan kesedihan yang dari tadi kupendam.
Kutumpahkan segala sedih yang kurasakan dalam solat isya itu. Setelah selesai
sholat temanku pamit pulang, dan aku tetap di kosan mencoba menenangkan diri.
Keesokan harinya aku masih bingung
apakah harus pulang ke rumah atau tidak. Ingin rasanya tidak pulang ke rumah
dan memendam masalah ini sendiri. Namun aku malu karena baru dua bulan yang
lalu kehilangan dompet, dan kini aku melakukan kesalahan yang sama. Di tengah
kebingunganku pada minggu pagi yang cerah,tiba tiba ada sms yang masuk.
Sepertinya sms dari operator pikirku, namun ternyata bukan. Sms itu berbunyi
“assalamualaikum saya julia. Tadi malam saya
menemukan dompet kamu di angkot yang saya naiki. Saya dapet nomer ini dari
kertas yang ada di dompet kamu. Kira kira bisa ketemuan kapan ya?”
Aku pun terkejut bukan main, inilah
harapan yang kutunggu dari kemarin.
“makasih mba udh ngamanin dompet saya. kalo
hari ini ketemuan gimana?” jawabku.
“kalo hari senin aja gimana jam 12an di smpn 7
bogor?” jawab dia .
Aku sebenernya setuju setuju aja cuman
aku tidak tahu dimana lokasinya.
“Kalo dari ciheleut itu kemana ya?
Ada petunjuk arahnya ngga?”jawabku.
“oh kalo gitu ketemuan aja di sma
pgri 1 yang di sebelah smakbo.rumah saya di deket situ” jawabnya.
Dan kami pun janjian ketemuan di smp pgri jam
1. Ketika kami bertemu spontan ku ucapkan terima kasih kepadanya dan kuberikan
uang 50 ribu sebagai tanda terima kasih. Namun dia menolak dengan senyumnya dan
pergi dari situ. Aku kagum padanya ternyata masih banyak orang yang baik hati
di dunia ini. Aku hanya bisa mendoakan semoga kebaikanya dibalas dengan sesuatu
yang jauh lebih baik dari sekedar lembaran uang 50 ribu rupiah.
Kemudian cerita tersebut ku ceritakan
kembali di laboratorium bahasa dan ternyata komentar dari guru tentang ceritaku
bahwa cerita itu cukup sedih bagi seorang anak kos. Yah kurasa siapa yang tidak
sedih jika uangnya hilang. Namun aku senang karena pengalamanku sebelumnya yang
sempat kehilangan dompet juga. Aku jadi sempat memikirkan untuk menaruh nomer
hp yang bisa dihubungi jika dompet ku kembali hilang. Sampai sekarang aku
selalu berusaha agar kertas yang berisi identitas tersebut selalu ada di dompet
ku dan ditulis ulang jika memang nomer hp yang biasa dihubungi sudah tidak
aktif lagi.
Demikian Post kali ini. Jika ada Saran atau Kritik Tuliskan di kolom komentar ya!
Demikian Post kali ini. Jika ada Saran atau Kritik Tuliskan di kolom komentar ya!
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih atas saran dan kritiknya. semoga berguna kedepanya